Pendahuluan
Pada 2025, Bank Indonesia (BI) resmi mengumumkan penerapan QRIS Cross-Border di lima negara ASEAN: Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Sistem pembayaran berbasis kode QR ini memungkinkan masyarakat melakukan transaksi lintas negara dengan lebih cepat, mudah, dan murah hanya melalui aplikasi dompet digital lokal.
Latar Belakang
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) pertama kali diluncurkan di Indonesia pada 2019 untuk menyatukan berbagai standar pembayaran QR. Dalam beberapa tahun, adopsinya tumbuh pesat dengan lebih dari 40 juta merchant menggunakan QRIS.
Namun, transaksi lintas negara masih menghadapi kendala biaya tinggi dan proses rumit. Melalui QRIS Cross-Border, hambatan ini diatasi dengan sistem yang kompatibel antarnegara ASEAN.
Cara Kerja QRIS Cross-Border
- Pembeli dari Indonesia bisa membayar di Thailand, Singapura, Malaysia, atau Filipina dengan QRIS di aplikasi e-wallet lokal.
- Kurs Otomatis: Sistem langsung mengonversi rupiah ke mata uang lokal dengan kurs realtime.
- Biaya Transaksi Rendah: Lebih murah dibanding kartu kredit atau transfer bank.
- Transparan & Aman: Transaksi tercatat dan diawasi otoritas keuangan masing-masing negara.
Contoh: Wisatawan Indonesia di Bangkok cukup memindai QRIS di merchant Thailand tanpa perlu menukar uang tunai.
Manfaat bagi Masyarakat dan Ekonomi
Penerapan QRIS Cross-Border membawa dampak signifikan:
- Wisatawan Lebih Mudah – Tidak perlu membawa uang tunai atau kartu kredit.
- UMKM Terbantu – Pedagang kecil bisa melayani turis asing dengan sistem pembayaran digital.
- Efisiensi Perbankan – Mengurangi ketergantungan pada sistem transfer internasional yang mahal.
- Integrasi Ekonomi ASEAN – Mendukung visi ASEAN sebagai kawasan ekonomi terintegrasi.
Seorang pelaku UMKM di Bali mengatakan, “Sekarang turis Malaysia bisa bayar langsung dengan QRIS tanpa ribet. Penjualan saya jadi naik.”
Tantangan Implementasi
Meski menjanjikan, ada sejumlah kendala yang perlu diatasi:
- Ketersediaan Merchant di luar negeri yang belum semuanya terintegrasi.
- Stabilitas Kurs yang bisa berubah cepat, memengaruhi biaya transaksi.
- Literasi Digital: Masih ada masyarakat yang belum terbiasa dengan pembayaran digital.
- Keamanan Siber: Perlindungan data pengguna harus terus diperkuat.
Dukungan Pemerintah dan ASEAN
Pemerintah Indonesia menyebut langkah ini sebagai tonggak integrasi finansial kawasan. Selain itu, ASEAN berencana memperluas QRIS Cross-Border ke negara lain seperti Vietnam, Laos, dan Kamboja pada tahap berikutnya.
Bank sentral kelima negara juga berkomitmen untuk menjaga stabilitas kurs dan keamanan sistem.
Kesimpulan
Penerapan QRIS Cross-Border di lima negara ASEAN menandai babak baru dalam integrasi pembayaran digital regional. Dengan sistem yang cepat, murah, dan aman, masyarakat dan UMKM mendapat manfaat langsung. Meski tantangan ada, inisiatif ini semakin memperkuat posisi ASEAN sebagai kawasan ekonomi digital yang terhubung erat.