Pep Guardiola Puji Performa Kevin De Bruyne yang Konsisten

Sang Maestro yang Tak Pernah Padam

Di tengah padatnya persaingan Liga Inggris 2025, Kevin De Bruyne kembali membuktikan mengapa ia layak disebut sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia.
Pemain asal Belgia ini tampil luar biasa sepanjang musim, menjadi jantung kreativitas bagi Manchester City, dan menjadi pengatur tempo permainan dalam hampir setiap laga penting.

Meski telah berusia 33 tahun, De Bruyne tetap menunjukkan konsistensi dan kecerdasan taktik luar biasa di bawah arahan Pep Guardiola.
Hingga pekan ke-25, ia telah mencatatkan 10 gol dan 15 assist di Premier League — torehan yang membuatnya menjadi pemimpin daftar assist sementara.


Guardiola: “Ia Adalah Otak dari Manchester City”

Dalam konferensi pers pasca kemenangan 3–1 atas Aston Villa, Guardiola memberikan pujian khusus kepada De Bruyne:

“Kevin adalah otak dari tim ini. Ia melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat pemain lain. Ia membuat hal sulit terlihat sederhana.”

Pelatih asal Spanyol itu juga menyebut De Bruyne sebagai pemain yang mampu mengubah arah pertandingan hanya dengan satu umpan.
Kecerdasannya dalam membaca ruang dan mengatur ritme membuat City selalu terlihat nyaman dalam menguasai jalannya laga.

Guardiola bahkan menambahkan bahwa De Bruyne kini bukan hanya kreator serangan, tetapi juga pemimpin sejati di ruang ganti, terutama dalam menjaga semangat juang pemain muda seperti Phil Foden dan Julian Álvarez.


Kecerdasan Taktik dan Peran yang Berevolusi

Musim ini, De Bruyne tak hanya berperan sebagai playmaker klasik.
Guardiola mengubah sedikit perannya menjadi advanced midfielder, yang tidak hanya membangun serangan dari tengah, tetapi juga lebih sering masuk ke kotak penalti lawan.
Formasi 3-2-4-1 memberi De Bruyne kebebasan bergerak lebih tinggi di belakang Erling Haaland, membuatnya terlibat langsung dalam setiap peluang berbahaya.

Statistik dari Whoscored mencatat bahwa De Bruyne memiliki rata-rata 3,4 umpan kunci per pertandingan, tertinggi di seluruh Liga Inggris.
Ia juga memimpin dalam expected assists (xA) dengan nilai 9,7 — membuktikan bahwa perannya dalam menciptakan peluang bagi City tetap tak tergantikan.


Hubungan Akrab dengan Haaland

Salah satu faktor terbesar dalam keberhasilan Manchester City musim ini adalah duet maut antara De Bruyne dan Erling Haaland.
Keduanya memiliki koneksi luar biasa di lapangan: De Bruyne sering kali mengirimkan umpan terukur yang langsung dieksekusi Haaland tanpa kontrol kedua.
Dari 36 gol yang dicetak Haaland musim ini, 12 di antaranya berasal dari assist De Bruyne — kolaborasi yang luar biasa antara kreativitas dan ketajaman.

Haaland sendiri memuji rekan setimnya itu dengan kata-kata sederhana namun bermakna:

“Bermain dengan Kevin seperti punya cheat code. Ia tahu di mana saya akan berada bahkan sebelum saya bergerak.”


Kepemimpinan dan Loyalitas

Selain performa di lapangan, De Bruyne dikenal sebagai sosok profesional dan rendah hati.
Meskipun sempat mendapat tawaran besar dari klub Arab Saudi pada awal musim, ia menolak dengan tegas dan memilih bertahan di Etihad.

“Manchester adalah rumah saya. Saya ingin menutup karier di sini,” ujarnya kepada Sky Sports.

Sikap loyal ini membuatnya semakin dicintai oleh fans City. Di setiap laga kandang, para pendukung selalu menyanyikan namanya, mengakui peran besarnya dalam membawa era kejayaan klub di bawah Guardiola.


Kesimpulan

Kevin De Bruyne adalah simbol keunggulan dan konsistensi Manchester City.
Meski usia tak lagi muda, visinya, tekniknya, dan etos kerjanya membuatnya tetap menjadi pemain paling berpengaruh di Premier League 2025.
Guardiola menyebutnya sebagai “otak tim”, dan dunia sepak bola tampaknya setuju: selama De Bruyne masih mengatur permainan di Etihad, Manchester City akan tetap menjadi kekuatan yang sulit dihentikan.